SUHU EKSTREM DIENG & FENOMENA EMBUN BEKU: PETANI SAYUR KEWALAHAN, WISATAWAN TERPESONA

Table of Contents
Setiap musim kemarau panjang, Dataran Tinggi Dieng di Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara, Jawa Tengah, selalu menghadirkan fenomena unik yang disebut bun upas atau embun beku atau sering juga disebut salju Dieng. Suhu udara yang bisa turun hingga 0 derajat bahkan minus membuat rumput, dedaunan, dan lahan pertanian berubah menjadi putih seperti diselimuti salju.

Salju Dieng

Bagi para petani kentang Dieng, embun beku menjadi ancaman serius karena bisa membuat daun dan batang tanaman layu, bahkan puso (gagal panen). Namun di sisi lain, bagi wisatawan, fenomena alam ini justru menjadi daya tarik luar biasa karena pemandangan Dieng berubah bak negeri es.

Dampak Embun Beku Bagi Petani Dieng

Berdasarkan keterangan petani di Desa Sembungan, Desa Dieng Kulon, hingga Dieng Wetan, suhu ekstrem seringkali membuat hasil panen menurun drastis.

lahan dieng saat musim salju
  1. Tanaman kentang yang masih muda (di bawah 60 hari) biasanya mati setelah terselimuti embun beku.
  2. Jika usia tanaman sudah mendekati panen, umbinya tetap bisa dipetik meski ukurannya lebih kecil dan hasil panen berkurang hingga 50%.
  3. Petani biasanya mencoba mengantisipasi dengan menutup tanaman menggunakan plastik atau memajukan waktu tanam, tetapi hasilnya sering tidak maksimal.

Penjelasan BMKG: Kenapa Bisa Terjadi Bun Upas?

Menurut BMKG Banjarnegara, embun beku terjadi karena:
  • Posisi Dieng berada di ketinggian 2.093 mdpl.
  • Pada malam hari, molekul udara di pegunungan lebih renggang sehingga cepat mendingin.
  • Uap air yang mengembun di pucuk rumput langsung membeku saat suhu mencapai 0°C atau lebih rendah.
Fenomena salju Dieng ini biasanya muncul di bulan Juli – Agustus, saat puncak musim kemarau. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, embun beku bisa datang lebih cepat, bahkan sejak akhir Juni.

Wisatawan Justru Memburu Fenomena Embun Beku

Meski menyulitkan petani, fenomena bun upas justru menjadi magnet wisata Dieng. Banyak wisatawan sengaja datang dini hari ke kawasan Candi Arjuna Dieng atau Bukit Sikunir untuk menyaksikan rumput, lahan pertanian, hingga atap rumah penduduk tertutup lapisan es tipis yang berkilau terkena sinar matahari.

Pemandangan ini membuat wisatawan menyebut Dieng sebagai “negeri di atas awan yang bersalju”, meskipun sebenarnya bukan salju, melainkan embun yang membeku.

👉 Kalau Anda ingin menikmati fenomena unik ini, sebaiknya datang pada musim kemarau (Juli–Agustus) dan menginap di sekitar penginapan Dieng agar bisa berburu bun upas sejak subuh.

Tips Wisata Saat Suhu Ekstrem di Dieng

Bagi wisatawan yang ingin datang saat suhu ekstrem di Dieng, ada beberapa tips agar liburan tetap nyaman:
  1. Gunakan jaket tebal dan perlengkapan hangat (sarung tangan, syal, kupluk).
  2. Siapkan kamera untuk mengabadikan fenomena embun beku.
  3. Datang lebih awal ke Candi Arjuna Dieng karena area ini jadi spot favorit.
  4. Menginap di homestay Dieng agar tidak ketinggalan momen pagi hari.
  5. Jangan lupa tetap menghormati petani lokal yang sedang terdampak fenomena ini.
fenomena embun es di Dieng

Informasi Terkait Musim

  • Menurut laporan terakhir BMKG Banjarnegara, fenomena embun beku di Dieng masih berpotensi muncul hingga awal September akibat puncak musim kemarau yang lebih panjang dari biasanya (Lihat juga - kapan waktu salju Dieng turun).
  • Pemerintah daerah bersama komunitas petani sedang mencoba program penanaman kentang varietas tahan dingin untuk meminimalisir kerugian.
  • Di sisi pariwisata, fenomena bun upas kini semakin dipromosikan sebagai “Salju Tropis Dieng” sehingga banyak agen perjalanan membuat paket khusus berburu embun beku.

Kesimpulan

Fenomena suhu ekstrem di Dieng memang membawa dua sisi: bencana bagi petani tetapi sekaligus keindahan bagi wisatawan. Jika Anda berencana ke Dieng pada musim kemarau, jangan lewatkan kesempatan menyaksikan embun beku yang hanya terjadi sekali dalam setahun.

Baca juga:
Paket Wisata Dieng Asli Lokal & Murah

Posting Komentar